Pentingnya Jujur (Bagian I)


“Belajar Jujur”
“Hendaklah kalian jujur, karna kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan menunjukkan jalan menuju syurga”. (HR. Bukhari).
Ada sebuah kebiasaan yang membudaya ditengah masyarakat kita, yang dulu, sekarang dan mungkin nanti akan tetap ada, apa itu!!? Kita namakan saja budaya “sotoy” atau sok tahu, dalam sebuah kasus ada seorang bertanya, “bener gk sih makan kacang itu bikin jerawatan!?” atau “apa benar hukum karma itu ada?!!” kira-kira jika pertanyaan semacam itu mengarah kekita, apa jawaban yang akan kita kasih! Silakan teman-teman jawab sendiri, apakah “iya” atau “tidak”, jika “iya” maka apakah kita memang tahu dan yakin bahwa jawaban itu  benar, atau hanya sekedar mengikuti isu dan informasi umum dari masyarakat sekitar yang sering kita dengar saja!]  bahkan kalam contoh kasus lain sering sekali kita dengar seorang ustad yang mengatakan dengan lantang “tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina” adalah sebuah hadis dari Rasullallah SAW, tanpa menyatakan periwayatan yang jelas, apakah HR. Muslim, Bukhori, Ahmad atau Thirmidzi, jika kita menelaah ke beberapa kitab hadis shahih, seperti kitab Shahih Muslim, Shahih Bukhari, Nabawi dan kitab-kitab hadis lain yang sudah mashur, tidak ada satupun dalam kitab-kitab yang menyatakan bahwa kalimat “tuntutlah ilmu  walaupun sampai ke Negeri Cina”. Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. DR. KH. Ali Mustafa Ya’qub berpendapat bahwa hadis ini adalah hadis lemah, yaitu hadis yang tidak bisa dijadikan landasan hukum yang kuat, bahkan Iman al-Dzahabi berpendapat sanad ke-1 dari hadis ini yaitu "Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim al Asqhalani adalah kadzdzad (pendusta) (sumber :http;www.mesjidsundakelapa.or.id) dan banyak lagi contoh lain dari hadis yang tergolong maudhu’ atau palsu.
Itu hanyalah sebuah contoh kecil saja betapa mudahnya kita terpengaruh atau mempercayai informasi atau isu yang beredar di masyarakat. Ironisnya lagi hal ini tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat awam saja tapi pelajar dan para intelek juga, bahkan mahasiswa yang dikatakan masa dimana kita menjadi super kritispun tak luput dari fenomena ini.
Tanpa kita sadari kita sebagai mahluk tuhan yang paling sempurna yang diberikan akal fikiran  sangat mudah percaya dan terpengaruh dengan informasi-informasi yang tidak bersumber dari ahlinya. Ya.. begitulah masyarakat kita sukanya ikut-ikutan, sadarkah kita bahwa informasi yang salah memberikan reaksi yang keliru terhadap recipientnya, seperti contoh diatas mungkin saja akan membuat orang menjadi enggan makan kacang atau bahkan was-was mengkonsumsinya padahal kacang merupakan salah satu sumber protein yang sangat bermanfaat bagi kita.
Sebuah pendapat dari Prof. Qurays Shihab yang menyatakan hematnya  bahwa berjilbab itu tidak wajib karna menurut pendapat beliau bisa jadi sudah melebihi ketentuan yang gariskan Allah, beliau mengatakan berjilbab itu baik, bagus tetapi yang wajib menurut hemat beliau adalah berpakain terhormat. Nah, jika saja seorang wanita muslim menerjemahkan pendapat beliau secara pribadi masing-masing bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi dengan hal “menutup  aurat” karna berpakain terhormat akan memiliki banyak pemahaman yang berbeda, karna tidak memiliki ukuran dan batas-batas yang disepakati, ada yang berpendapat pakai celana jeans dan baju kaos sudah termasuk pakain terhormat, ada juga yang berpendapat bahwa memakai rok di atas lutut dan baju putih dengan jas sudah merupkan pakaian terhormat. Dewasa ini kebanyakan orang beranggapan menutup aurat adalah dengan memakai jilbab, yaa walaupun bermacam jenis dan modelnya dengan pemahaman yang seperti itu saja masih banyak yang memakai “you can see” apalagi dengan pemahaman “cukup dengan berpakain terhormat.
Saya ingin juga bercerita tentang kisah Hasan Al Bashri yang ditanya oleh murid-muridnya “mengapa engkau menghabiskan waktu kami dengan mencari tuhan sedangkan engkau mengenalnya dengan baik?” tanya muridnya “engkau bisa langsung menjelaskan kepada kami seperti apa Dia”. “benar” jawab Hasan Al Bashri, karna hal ini terjadi karna suatu saat ketika aku berdiri di depan rawa-rawa dan aku melihat seorang pemuda siap untuk menyebranginya, lalu aku berteriak “hati-hati disana nanti kau terpeleset di batunya dan kau akan basah kuyup”!. Pria itu menjawab “jika itu terjadi, hanya aku yang akan kotor, jadi Hasan jika kau terpeleset dan jatuh dijalanmu, seluruh muridmu akan ikut terpeleset dan jatuh bersamamu.
Dari sekian cerita atas yang ingin sekali penulis sampaikan disini adalah bukan masalah kecil besarnya sebuah masalah atau hal yang kita sampaikan tapi mari kita belajar untuk benar, belajar untuk tidak sok tahu, belajar untuk tidak malu mengatakan “aku tidak tahu”, belajar untuk hanya menyampaikan sesuatu yang sudah benar-benar kita yakini kebenarannya bukan hanya sekedar isu-isu atau cerita yang kita dengar dari teman, kerabat atau keluarga yang memang bukan sumber yang bisa dikatagorikan ahli dan terpercaya. Untuk itu kita perlu untuk selalu berhati-hati dengan apa yang kita dengar dan apa yang kita baca, kita perlu menelaah lebih jauh dan tidak mudah mengiyakan saja cerita ataupun pendapat dari orang lain.
Semoga bermanfaat!

                                                                                   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengantar Teknologi Pendidikan

Cara Allah Memberi Rezeki