“Si Buta Berkacamata Hitam”


“Si Buta Berkacamata Hitam”
Mari mulai dengan sebuah pertanyaan, apa pendapat teman-teman tentang seseorang yang melalukan sebuah perjalanan namun hanya bermodal insting dan kepercayaan diri?! Tanpa membawa peta, kompas dan bahkan lampu senter atau lilin?!, bukankan sudah pasti orang ini akan tersesat dan tidak menutup kemungkinan jatuh kedalam sebuah jurang yang terjal dan mati.  Sungguh bodoh, sebagai seorang manusia yang di anugrahi oleh Allah SWT kesempurnaan bentuk dan dilebihkan dalam hal akal dan pikiran seperti dalam firmannya,
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At-tin: 04) Allah menciptakan kita dalam bentuk yang terbaik dan menganugrahi kita akal pikiran yang baik, Allah yang menjamin rezeki hambaNya, Allah yang menguji hambaNya dan Dialah Allah yang memberi petunjuk kepada setiap hambaNya yang Dia kehendaki.
Hidup ini adalah sebuah perjalanan, sebuah petualangan yang di penuhi duri dan ranjau-ranjau iblis yang berupaya menjerumuskan kita kedalam kesesatan, lalu bagaimanakah kita bisa selamat dari tipudaya dan iming-iming kenikmatan gemerlapnya dunia yang sungguh mempesona ini, wanita seksi, harta yang banyak, dan keagungan tahta (jabatan) adalah senjata utama iblis untuk menjauhkan kita dari Allah SWT, namun kita masih saja terlena dan mengabaikan petunjuk yang menuntun kita kedalam kenikmatan surga abadi yang telah Allah sediakan bagi hambaNya yang senantiasa mengikuti petunjuk dan berjalan dalam cahaya.
Bodohnya kita yang diberi cahaya berupa (Al-Qur’an) namun masih saja berjalan dalam lorong kegelapan, bisakah hidup ini terarah jika sunah rasul (kompas) diabakan, mampukah kita mencapai sebuah tujuan jika peta syariat (Qiyas para ulama) kita tinggalkan. Dalam surat ibrahim Allah berfirman.
“..(ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan izin tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”(QS. Ibrahim: 01)
Firmannya juga dalam surat Al-Baqarah,
“kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS. Al-Baqarah: 02).
Masihkan kita bersikap seperti “sibuta berkacamata hitam” setelah datang petunjuk yang jelas dari Allah SWT?! Masihkah kita akan mengabaikan Alqur’an dan sunnah rasul jika rasul menjamin kebenarannya, “aku telah tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang kepada keduanya, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah RasulNya” (HR. Al Hakim)
Marilah kita kembali kejalan yang telah ditunjukkan Al-Qur’an dan Sunnah dengan senantiasa membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, dan semoga Allah SWT menggolongkan kita menjadi hambaNya yang mendapat petunjuk. Amiin yarabbal alamin, wallahu’alam bisshawab.
Reference: Mushar Al-Qur’an dan terjemah Hadis “Qordoba”





Penyusun/penulis, Anas.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengantar Teknologi Pendidikan

Pentingnya Jujur (Bagian I)

Cara Allah Memberi Rezeki